Tips Investasi Reksa Dana di Saat Ada Sentimen Negatif

26 Feb 2020 19:30 1532 Hits 1 Comments Approved by Plimbi
Keputusan yang dibuat dengan tergesa-gesa hasilnya akan mengecewakan, apalagi dalam situasi panik tanpa pertimbangan matang dapat dipastikan keputusan itu bakal merugikan.

Dalam beberapa bulan terakhir ini dunia investasi reksa dana tersandera sentimen negatif mulai dari Jiwasraya hingga Asabri. Alhasil, tak sedikit investor yang cemas dan saking paniknya buru-buru mengalihkan investasinya ke instrumen lain.

Alih-alih berpaling, investor sebaiknya justru mencermati dan menganalisis produk investasi yang sudah dikoleksinya. Bagaimana pun, setiap keputusan yang dibuat tanpa pertimbangan matang atau dalam situasi ketergesaan alias panik, biasanya hasilnya mengecewakan.

Pun dalam setiap investasi apa pun, keputusan yang dibuat dengan tergesa-gesa hasilnya akan mengecewakan, apalagi dalam situasi panik tanpa pertimbangan matang dapat dipastikan keputusan itu bakal merugikan.

Nah, biar bisa membuat keputusan yang tepat terkait investasi reksa dana yang dilakukan di saat muncul sentimen negatif seperti akahir-akhir ini, ada baiknya melakukan langkah-langkah berikut ini.

1. Melihat ke beberapa tahun ke belakang. Karena investasi itu bersifat jangka menengah dan panjang maka jika kita hanya melihat periode pendek, analisisnya sangat tidak akurat.

2. Selanjutnya wajib mengecek lagi tujuan keuangan. Tujuan keuangan menentukan keputusan. Mau 3 bulan, 5 tahun atau 10 tahun lamanya berinvestasi, semua ini dibuat berdasarkan tujuan keuangan. Jika tujuan keuangan adalah dana pendidikan anak kuliah, yang diperlukan 10 tahun lagi, gejolak turunnya nilai reksa dana bukan sesuatu yang perlu terlalu dicemaskan. Yang namanya pasar pasti bergejolak. Dalam jangka panjang reksa dana akan kembali dan naik lagi.

3. Namun jika dana yang diinvestasikan di reksa dana saham adalah dana yang dibutuhkan dalam waktu dekat, ada baiknya mereposisi investasinya dengan menjual dan menggantinya dengan instrumen yang lebih aman seperti reksa dana pasar uang. Reposisi semacam ini mudah dilakukan dalam investasi reksa dana, semisal jika berinvestasi reksa dana di aplikasi IPOTGO, karena ada fitur yang mengakomodirnya dengan mudah. Melalui Fitur Instant switching, nasabah tidak perlu menunggu waktu hingga 3-4 hari untuk uang hasil penjualan reksa dana yang lama untuk membeli reksa dana baru atau saham sekali pun. Melalui fitur ini nasabah bisa langsung mengganti reksa dana yang lama dengan instrumen investasi lainnya dengan mudah.

4. Bagi investor jangka panjang, saat reksa dana turun adalah saat yang tepat untuk menambah koleksi. Bayangkan saja jika cepat-cepat menjual (padahal kebutuhan dana masih lama), hanya gara-gara panik, kerugian pasti terjadi karena menjual di saat harga turun (cut loss) dan kehilangan kesempatan menikmati kenaikkan harga dalam waktu jangka panjang.

5. Selanjutnya mencermati kembali reputasi dan pengalaman Manajer Investasi dalam beberapa bulan terakhir ini. Siapa saja orang yang mengelola dan berapa tahun pengalaman dan pemahaman terhadap produk investasi. Hal ini penting, karena perubahan bisa saja terjadi setiap saat. Reposisi investasi dengan menjual dan menggantinya dengan instrumen yang lebih baik saat menemukan ketidakberesan pengelolaan, baik juga dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan komprehensif alias bukan karena panik semata.

Tags

About The Author

Johanes Sutanto 40
Ordinary

Johanes Sutanto

Pembelajar dalam menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel