7 Aplikasi Ojek Online ini Korban Keganasan Gojek dan Grab

16 Sep 2019 17:50 7939 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Sayangnya harus gulung tikar karena persaingan yang sangat ketat.

5. Bangjek

Memiliki kemiripan dengan layanan ojek online lainnya, Bangjek juga memiliki multi layanan didalam aplikasinya seperti pengiriman paket, pesan makanan dan layanan lainnya yang hampir semuanya bisa kita temui pada aplikasi Gojek dan Grab.

Namun, layanan ini memiliki jenis layanan transportasi yang tidak dimiliki aplikasi lainnya yaitu jasa antar jemput ke tempat wisata. Contohnya Anda sedang berada di Bandung kemudian ingin berwisata ke Lembang atau ke tempat rekreasi lainnya, Anda dapat menggunakan layanan bangjek yaitu berupa layanan antar jemput ke tempat rekreasi.

Terlepas dari keunikan yang dimilikinya, Bangjek juga ternyata harus tutup karena tidak sanggup bersaing dengan para pesaingnya yang didukung oleh banyak investor besar.

 

 

6. TopJek

Keunikan dari TopJek yang menurut penulis jadi penyebab tumbangnya penyedia layanan transportasi ini adalah jumlah armadanya yang sangat terbatas dimana jumlahnya dibatasi hanya 10 ribu armada saja. Hal tersebut dikarenakan TopJek ingin menjadi penyedia layanan yang mengutamakan kualitas dibandingkan kualitas.

Salah satu keunggulan TopJek pada masanya adalah adanya fitur chatting dimana pengemudi dan pelanggan dapat berkomunikasi seperti halnya fitur chat yang ada pada Gojek dan Grab sekarang ini.

Tapi kembali lagi ke keunikan dari TopJek yang juga penyebab tumbangnya layanan ini, yaitu armada yang terlalu terbatas. Sehingga secara tidak langsung, TopJek menjadi sebuah layanan transportasi online yang jarang terlihat dijalanan, sehingga sedikit orang juga tahu.

 

 

7. Ojek Syar’i

Mirip seperti LadyJek, Ojek Syari yang dikhususkan untuk kaum Hawa ini sebetulnya cocok di Indonesia karena seperti kita tahu bahwa Indonesia itu adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia. Yang membedakannya dengan LadyJek, Ojek Syar’I ini menjadikan hukum syar’i sebagai pedoman untuk melayani para konsumennya.

Sayangnya nasibnya juga ternyata mirip dengan LadyJek dimana layanan transportasi online ini harus mengundurkan diri dari kompetisi layanan transportasi online di Indonesia.

 

Penutup

Dari kebanyakan layanan ride hailing yang pernah ada di Indonesia, kebanyakan atau bahkan hampir semuanya mengalami kekalahan dari perang tarif dengan layanan transportasi online lainnya. Dan dari sini bisa disimpulkan bahwa layanan transportasi online ini adalah sebuah pasar atau market yang sangat kompetitif dimana fleksibilitas dari tarif menjadi salah satu penentu kesuksesan aplikasi bahkan ketika aplikasi tersebut sudah memiliki target pasar yang jelas dan memiliki keunikan tersendiri dibandingkan layanan transportasi online lainnya. –BB-

Tags

About The Author

Buricak Burinyai 67
Expert

Buricak Burinyai

Seorang warga Bandung yang cinta Bandung, teknologi dan mantannya
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel