HUT ke-9 Majelis Sastra Bandung Bakal Bahas Kehidupan Sastra di Jawa Barat

10 Jan 2018 16:40 1486 Hits 0 Comments
MSB menggelar acara diskusi besar soal “Keberadaan Komunitas Sastra” yang ada di Jawa Barat dan puluhan penyair pun siap memeriahkannya.

Di Hari Ulang Tahunnya yang ke-9, Majelis Satra Bandung (MSB) kembali menggelar acara. Jika tahun-tahun sebelumnya ada pentas dangdut, wayang, longser dan lain-lian, kali ini MSB menggelar acara diskusi besar soal “Keberadaan Komunitas Sastra” yang ada di Jawa Barat dan puluhan penyair pun siap memeriahkannya.

Dijelaskan Ro’is Am MSB, Matdon, acara ini direncanakan digelar Minggu 21 Januari 2018 jam 12 siang sampai selesai di Studio Jeihan Jalan Padasuka 145 Bandung. Akan hadir sebagai pembicara antara lain Juniarso Ridwan, Ahda Imran da Heri Maja Kelana. Selain itu ada penampilan musik Adew Habtsa, pembacaan puisi Dedy Koral dan performance art Mohamad Chandra Irfan, dan Komen Radenroro.

Dalam diskusi ini akan “diguar” (dibahas, red) bagaimana kehidupan sastra yang ada di Jawa Barat yang hidup tanpa bantuan pemerintah. Seperti di Bandung, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cianjur , Sukabumi, serta komunitas sastra di kampus-kampus.

“Akan diumumkan juga siapa pemenang lomba menulis esai yang digelar beberapa waktu lalu, berhadiah 4 juta rupiah, dengan tema  “Hubungan Komunitas Sastra dengan pemerintah” untuk umum warga negara indonesia. Lomba dimulai 1 Oktober dan berakhir 25 November 2017 lalu,” tutur Matdon, Selasa (9/1).

Tema ini diangkat, lantaran selama ini kehidupan sastra terasa diabaikan oleh pemerintah, kalau ada acara-acara tertentu paling hanya sebagai sisipan dalam rangkaian acara. Padahal, kehidupan sebuah kota, propinsi atau negara, sastra memegang peranan penting sejak zaman pra-penjajahan hingga kini.

Disebutkan, MSB sebagai komunitas sastra yang berkegiatan di Bandung mencoba mendobrak hal ini dengan prinsip udunan untuk setiap acara.  Aktivitas rutinnya ialah “Pengajian Sastra” dengan cita-cita menggali kembali gairah para penyair muda, menghidupkan kembali ruang-ruang diskusi yang pernah hidup beberapa waktu lalu.

“Sementara Pengajian Sastra berlangsung rutin, sebulan sekali dan pada Desember 2017 yang baru lalu,dilaksanakan untuk yang ke-90 kalinya. Berisi diskusi sastra dengan tema beragam, mulai  mengkaji ilmu dan pengetahuan tentang sastra yang di dalamnya meliputi puisi, novel, cerpen, teater, flm, musik dan lain-lainnya,” tutur Matdon.    

Beberapa penyair “menghidupkan” Majelis ini mulai dari Acep Zamzam noer, Afrizal Malna, Binhad Nurohmat, Ahmad Subbanudin Alwi, Hawe Setiawan, Soni Farid Maulana, Syafrina Noorman, Imam Abda, Ahda Imran, Irfan Hidayatullah, Eriyanti Nurmala Dewi, Nenden Lilis Aisyah, Septiawan Santana, Faisal Syahreza, Ahmad Faisal Imran, Yopi Setia Umbara, Herri Maja Kelana, Anwar Kholid, Zulfa Nasrullah, hingga sejumlah sastrawan nasional lainnya.

“Dengan Moto atau tagline Majelis Sastra Bandung, ruang Sastra yang sebenarnya, lahir sejumlah buku antologi dengan kesederhanaan yang sangat sederhana. Sehingga kami bisa berkata, MSB adalah sebuah lembaga kebudayaan (khususnya sastra) nirlaba, mengembangkan kesenian, penerbitan, penelitian, dokumentasi, dan wadah kreativitas tanpa dipengaruhi partai politik,” tandas Matdon.

MSB merupakan komunitas sastra nirlaba, berdiri 25 Janurai 2009. didirikan oleh penggiat sastra seperti Dedy Koral, Aendra Medita, Hermana HMT, Hanief, Ayi Kurnia, dan Yusef Muldiyana.

Tags

About The Author

Buddy Wirawan 41
Ordinary

Buddy Wirawan

jurnalis, suka musik metal

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel