1

Kisah Petualangan ‘Vespa Sampah’ di Jalanan; Peduli Lingkungan dan Jiwa Sosialnya Tinggi

8 Oct 2017 13:53 19783 Hits 0 Comments
ORANG banyak menyebutnya ‘Vespa sampah’. Ini disebabkan motor Vespa tersebut rupanya tampak butut dan penuh sampah.

ORANG banyak menyebutnya ‘Vespa sampah’. Ini disebabkan motor Vespa tersebut rupanya tampak butut dan penuh sampah. Seringkali para pengendara Vespa seperti ini berpetualang di jalan raya. Dan setiap kali melintas, selalu menjadi daya tarik. 

Selain bentuk Vespanya yang unik karena sudah banyak dimondifikasi—lebar dan ceper, juga karena motor itu banyak ditempeli aneka sampah, mulai dari botol bekas, plastik, dan macam-macam barang bekas lainnya. Tampak begitu butut dan kumul. Maka tak heran jika sekilas, orang juga akan punya kesan negatif pada pengendaranya. 

Apalagi, melihat penampilan mereka yang juga terkesan ‘urakan’. Tapi siapa sangka, dibalik itu mereka punya jiwa peduli sosial dan peduli lingkungan yang tinggi. Saya menemui pengendaranya saat mereka berhenti di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pinggiran Jakarta. 

Saat saya mendekat, aneka aksesoris yang tergantung pada motor itu langsung menjadi daya tarik pertama. Ada bekas botol air mineral, kaleng bekas cat, plastik-plastik, bekas pembungkus snack, tali-tali, aneka bendera, bekas Styrofoam, ember plastik dan aneka barang bekas lainnya. 

Tapi si pengendara yang terlihat sangar langsung tersenyum ramah saat saya datang. mereka langsung mengenalkan diri. Reza dan Ardian. Keduanya masih muda-muda. “Harus jujur diakui, keberadaan kami memang dianggap negatif oleh sebagian orang. Tapi kami tidak seperti itu. Jika ada anggapan demikian, ya biar saja,” tutur Reza, pemilik motor membuka obrolan. 

Lalu kenapa menempelkan berbagai aksesoris barang bekas pada motornya? Menurutnya, ini adalah salah satu cara mengekspresikan diri. Komunitas mereka punya jiwa-jiwa petualang yang ingin bebas tanpa terikat aturan. “Tapi ingat, bukan berarti kami semaunya saja melanggar aturan. Kami tetap tahu dan taat aturan yang ada,” tambah pemuda berusia 20-an tahun ini. 

Menurutnya, barang bekas yang menempel di motornya adalah sampah yang mereka pungut di jalanan. Biasanya, kata Reza, banyak pemilik mobil membuang sampah air mineral dan lainnya semaunya saja di jalanan. “Nah, kalau kebetulan kami lihat, langsung kami pungut dan digantung di motor ini,” jelasnya. Ini adalah bagian dari inisiatif membantu membersihkan lingkungan dari sampah semampu yang mereka bisa. 

“Jadi kalau dikatakan motor kami seperti motor sampah, ya memang benar. Tapi sampah itu adalah sampah dari orang yang tak peduli lingkungan karena mereka membuangnya semaunya sendiri,” tambah pemuda yang punya keahlian di dunia otomotif ini. 

Ardian, teman Reza berpetualang menjelaskan, di balik penampilan mereka yang terkesan urakan, ia memastikan para anggota komunitas Vespa butut seperti dirinya adalah sosok yang peduli sosial. “Kami sangat menjunjung tinggi persahabatan dan kebersamaan. Seperti sekarang ini, motor kami sedang rusak dan kebetulan ada kawan lewat dan tahu itu. Meski tidak kenal, mereka langsung bantu secara spontan,” ujar remaja usia 20-an tahun yang bekerja di bidang IT ini.

Tidak sekadar itu. Diantara mereka juga saling bantu jika ada anggota komunitas yang ditimpa musibah seperti ada keluarga yang sakit, meninggal dunia termasuk membantu ekonomi anggota semampu mereka. “Jadi, biar saja orang mau ngomong apa tentang keberadaan kami, tapi kami komitmen untuk tetap peduli sosial dan peduli lingkungan,” terangnya.

Tags

About The Author

putra 37
Ordinary

putra

penyuka kabar, suka berkabar.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel