1

Wawasan Kebangsaan Di Tengah-Tengah LVRI

28 Sep 2017 11:59 901 Hits 0 Comments
kediri

Sosialisasi undang-undang nomor 15 tentang Legiun Veteran Republik Indonesia berlangsung berdampingan dengan wawasan kebangsaan yang bertemakan Kesaktian Pancasila. Acara yang diikuti anggota LVRI se-Kediri ini berlangsung di gedung serbaguna Puncak Jaya Kelurahan Pare Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dan dihadiri Danramil Pare, Kapten Arh Ajir, Kapolsek Pare, AKP Mustakim, Camat Pare, Anik Wuryani ,Kepala Bakesbangpolinmas Kabupaten Kediri, Mujaid serta Ketua LVRI Kediri, Sumadi Rifai, kamis (28/09/2017)

 

Dengan tema “Jiwa dan Semangat Juang 45, LVRI Siap Mempertahankan Tegak dan Utuhnya NKRI” ,ratusan anggota LVRI ini berkomitmen tetap mempertahankan NKRI dalam kondisi apapun dan konsekuen terhadap Pancasila, sebagaimana dikatakan Sumadi Rifai.

 

“LVRI menolak tegas siapapun, apapun, yang coba-coba merubah Pancasila. Kita harus mewaspadai adanya oknum-oknum yang sengaja menabrakkan agama dengan Pancasila. Oknum-oknum itu sepatutnya keluar dari NKRI dan menetap ke negara lain yang dianggap sesuai dengan prinsip atau konsepnya. Kita harus melawan tegas oknum-oknum ini, karena merekalah yang bakal menjadi bumerang rusaknya tatanan NKRI,” kata Sumadi Rifai.

 

Lebih lanjut,”Komunisme tidak boleh muncul kepermukaan negeri ini, karena tidak cocok dengan identitas bangsa kita. Radikalisme, harus dilawan, karena radikalisme inilah yang menjadi sumber perpecahan suatu bangsa. Suriah, Irak  dan Yaman contohnya. Kita tidak boleh membiarkan radikalisme dan komunisme berkembang di negeri ini, apalagi terorisme, itu harus kita lawan.

 

Sementara itu, Kapten Arh Ajir dalam wawasan kebangsaannya, menghimbau kepada seluruh anggota LVRI terhadap info-info yang berbau hoax, karena info-info itulah yang menjadi dasar perdebatan, permusuhan dan perpecahan. Selain itu, Kapten Arh Ajir mengingatkan adanya oknum-oknum yang sengaja memutarbalikkan fakta sejarah dengan skenarionya sendiri.

 

“Hoax itu musuh dalam selimut, orang baik-baik dikatakan jahat, orang jahat dikatakan baik-baik, persitiwanya begini dikatakan begitu, kita tidak boleh ikut-ikutan. Hoax ini juga sangat erat hubungannya dengan adanya oknum-oknum  yang memutarbalikkan sejarah. Harus hati-hati kalau ada oknum-oknum yang mengeluarkan hoax yang menjurus pemutarbalikkan sejarah,” jelas Kapten Arh Ajir.

 

Tags

About The Author

Dodik suwarno 55
Expert
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel