1

Nyanyi Sunyi Pedagang Batu Akik

6 Sep 2017 22:05 1563 Hits 0 Comments
SEMPAT booming di tahun 2014 hingga 2015, batu akik kini tinggal menyisakan cerita kejayaan. 

SEMPAT booming di tahun 2014 hingga 2015, batu akik kini tinggal menyisakan cerita kejayaan. Dulu—di periode tahun-tahun itu, tak ada cerita yang menarik kecuali membincang batu akik, terutama di kalangan bapak-bapak. Di kantor, di warung kopi, di pinggir jalan, di café dan dimana pun topiknya tak pernah lepas dari batu akik. biasanya, sambil bercerita, diantara mereka saling pamer akik koleksi terbaru. 

Tapi kini, jangankan membincang batu akik, pedagangnya pun banyak yang gulung tikar. Mereka banyak beralih profesi karena berdagang batu akik tak lagi bisa menutupi kebutuhan hidup. Lain cerita dulu, saat akik masih berjaya. Tak sekadar kebutuhan hidup yang tercukupi, barang-barang mewah pun menghuni rumah para pedagang akik. 

Ini seperti cerita Zhulyanto, Pemilik Yanto Gemstone yang tinggal di Depok Jawa Barat. Mobil Kijang Innova dengan mudah dimilikinya hanya dengan menukar sebuah batu akik jenis Badar. Padahal menurut pengakuannya, batu Badar itu hanyalah berasal dari sisa potongan bahan Badar. Tapi akhirnya seorang pengusaha asal BSD Serpong tertarik dan membarternya dengan sebuah mobil. 

Tapi cerita seperti ini tinggalah kenangan. Di berbagai pusat penjualan batu akik, satu per satu pedagang ‘gugur’. Di salah satu pasar akik kawasan Tangerang Selatan misalnya, seorang pedagang, Tarigan mengakui sepinya order membuat banyak rekan-rekannya yang sudah gulung tikar. Mereka beralih profesi, bisnis lain. 

Dalam kondisi saat ini, setiap bulan dirinya harus mensubsidi kebutuhan operasional kiosnya di Pasar Kita. Menurutnya,jika dalam sehari ada dua penggosok batu akik saja sudah lumayan. Tapi yang lebih sering, sehari-hari nihil gosokan. Beberapa kali, komunitas akik yang ada di Tangsel membuat berbagai event dan kontes. Namun, hal ini belum bisa mengangkat pamor batu kembali. 

Namun Pakar Batu Indonesia Yongky Hendriyanto berpendapat beda. Akik akan tetap eksis. Katanya, yang terjadi saat ini hanya penurunan daya beli masyarakat terhadap batu akik karena situasi ekonomi. Tapi, penurunan daya beli ini hanya pada masyarakat menengah bawah. Sedangkan untuk masyarakat menengah atas seperti kolektor akan tetap berburu batu akik.

Untuk para pedagang batu akik, dirinya berharap agar tetap bersemangat dalam menjalani bisnisnya. “Kalau bisnis batu harus punya jiwa seperti batu, jangan loyo dan jangan mudah rapuh. Selain itu, kejujuran adalah nomor satu karena kita bisnis barang-barang alam,” urainya. Dalam kondisi seperti ini, pedagang jangan terlalu berharap untuk mendapat untung besar, mengingat sedang rendahnya daya beli masyarakat terhadap batu.

Tags

About The Author

putra 37
Ordinary

putra

penyuka kabar, suka berkabar.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel