Khilda Baiti Rohmah - Pilih Operator GSM untuk SMSan

5 Dec 2011 10:00 4394 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Khilda Baiti Rohmah, nama gadis yang baru berusia 23 tahun ini mulai terkenal sejak ia meraih Pemenang Favorit Danamon Award 2011 beberapa waktu lalu. Mahasiswa semester akhir Teknik Lingkungan Universitas Pasundan Bandung ini berhasil mengembangkan sesuatu yang telah terbuang yaitu "sampah" menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Khilda Baiti Rohmah, nama gadis yang baru berusia 23 tahun ini mulai terkenal sejak ia meraih Pemenang Favorit Danamon Award 2011 beberapa waktu lalu. Mahasiswa semester akhir Teknik Lingkungan Universitas Pasundan Bandung ini berhasil mengembangkan sesuatu yang telah terbuang yaitu "sampah" menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Mulai dari mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi kerajinan.

Bahkan Khilda Baiti Rohmah pun membuat terobosan mengolah sampah menjadi minyak tanah berbasis sampah bersama teman-temannya di komunitas SAMPAHKOE yang berdiri dari tanggal 1 Januari 2011. Selain itu ia juga menggarap tempat pengelolaan sampah terpadu untuk masyarakat sekitar.

Plimbi berkesempatan mewawancarai Pemenang Termuda Sampoerna Pejuang 9 Bintang tahun 2010 ini mengenai dunia mobile dan kesehariannya menggunakan gadget.

"HP yang pertama aku pakai Sony Ericsson tapi aku lupa tipe-nya, yang pasti mah jadul banget lah, hehe" jawabnya sambil tertawa ketika ditanya handphone apa yang pertama kali ia gunakan.

Khilda Baiti Rohmah menuturkan pertama kali ia memiliki handphone yakni ketika usianya menginjak 15 tahun. Selama ini Khilda sudah empat kali mengganti perangkat selularnya. Di antaranya Samsung, Sony Ericsson dan kini BlackBerry.

Pada awal menggunakan handphone, Khilda menggunakan operator GSM yakni XL. Sempat beberapa kali ganti operator, ke Esia (CDMA) kemudian terakhir memilih IM3 dari Indosat. Khilda menuturkan dirinya sekarang betah menggunakan BlackBerry Onyx dengan IM3 sebagai operatornya.

Dari pengalamannya menggunakan beberapa operator, Khilda lebih memilih operator GSM. "Saya suka (GSM) lebih banyak dapat bonus SMS," ungkap mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan UNPAS Bandung Angkatan 2007 ini.

Bonus ini sangat membantu dirinya yang memang menggunakan handphone lebih banyak untuk berSMS-ria. Selain itu tentu untuk telepon, Jejaring Sosial, Twitter dan BBM. Jika dulu Khilda hanya menghabiskan Rp. 50.000 untuk pulsa bulanannya sekarang ia menguras Rp 300.000 untuk satu bulan.

Selain dari penambahan biaya untuk pulsa, Khilda juga bercerita tentang perbedaan penggunaan handphone sebelum dan setelah memangkan Danamon Award kemarin.

"Mungkin sebelumnya saya tidak intens menggunakan HP paling hanya terima sms dan telepon sesekali saja, tapi setelah memenangkan Danamon Award saya sampai kewalahan menerima telepon untuk sekedar konsultasi masalah sampah atau hanya sekedar wawancara untuk majalah, kadang suka iseng aja temen-temen bilang sekarang jadi artis dadakan, hehe" ceritanya geli.

Khilda Baiti Rohmah yang ceriwis ini punya pengalaman unik lho tentang handphone. Ceritanya dulu pernah ada yang hendak mencuri handphone-nya. Setelah handphone-nya berhasil diambil si pencuri, eh si pencurinya balik nanya "mbak password hp-nya apa ya?"(sambil memegang handphone Khilda). Langsung saja Khilda "ngeh" bahwa handphone-nya berada di tangan orang lain. Ia pun langsung berteriak "Copeeeeet". Handphone-nya pun selamat kembali ke tangan Khilda dan si pencuri lari tunggang langgang.

"Hehe, mungkin dia masih amatir jadi pencuri," tutur khilda sembari tertawa.

Khilda yang notabene masih muda, merasakan pengaruh negatif handphone pada kehidupan sekitarnya. "Kadang kita suka kehabisan waktu atau suka keasyikan dengan HP sehingga suka ga tau waktu, kadang kalau sedang kuliah aja suka smsan hahaha jadi aja agak ketinggalan."

Tapi menurutnya lagi, di samping itu banyak dampak positif dari handphone ini. Di antaranya ia jadi bisa berkomunikasi kapan saja dan di mana saja sehingga bisa dengan lancar bersilaturahmi maupun berbisnis.

Khilda pun sudah punya visi dan misi dalam kehidupannya yang mendatang, yakni ingin mengolah sampah dengan maksimal, dengan membuat pelatihan pengelolaan sampah dan mengembangkan komunitas Sampahkoe.

Khilda menutup wawancara kali ini dengan sebuah semangat untuk kaum muda untuk tetap berprestasi. "Ayo jangan hanya menuntut perubahan pada Indonesia, tapi ayo ciptakan perubahan di Indonesia agar Indonesia menjadi lebih baik lagi!"

Terima kasih Khilda, terus berkarya! [ND]

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel