Keajaiban Membaca

14 Mar 2019 17:01 5875 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Belajar seribu tahun lebih dari jutaan orang lebih

Bisakah Anda belajar dalam waktu 1000 tahun, sementara jatah umur Anda hanya 60 tahun?

Bisakah Anda belajar dari 100.000 orang, sementara jumlah orang yang Anda temui/kenal hanya 5000 orang?

Bisakah Anda tahu seluruh dunia, luar angkasa, bawah tanah, bawah laut, bahkan melintasi masa padahal Anda tidak/belum pernah pergi ke sana?

Jawabannya bisa. Salah satu caranya adalah dengan membaca buku atau semacamnya.

Mungkin Anda sudah sering mendengar pepatah, “Buku adalah jendela ilmu”. Selain itu, Anda mungkin juga sudah pernah mendengar nasehat “Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat”.

Buku, sebagai sumber ilmu, sangat banyak macamnya. Betapapun keras usaha Anda, Anda tidak akan mamu membaca semuanya. Itu tidak perlu. Yang Anda perlukan adalah buku yang terbaik, paling berkualitas, dan sesuai kebutuhan. Itu lebih hemat energi, hemat waktu, dan hemat segalanya. Apalagi jika kecepatan baca Anda rendah, sedangkan kesibukan Anda sangat tinggi, sangat dibutuhkan yang seperti itu.

Kesadaran ini muncul ketika saya jenuh. Saya berusaha rajin membaca buku tetapi terus-menerus bertemu buku jelek, buku yang klise (isinya mirip sekali dengan lainnya), dan intinya tidak sesuai harapan. Kemanfaatan atau kebaruan yang saya cari tidak ada di sana. Akhirnya, sejak saat itu saya memutuskan lebih memprioritaskan buku-buku best seller, atau setidaknya bintang 4 atau 5 (skala 5). Terbukti, buku-buku tersebut umumnya sangat kaya, dan saya tidak perlu berputar-putar pada buku-buku yang kopong (kurang isi) atau banyak basa-basinya saja. Mereka umumnya sangat ahli di bidangnya dengan pengalaman bertahun-tahun. Itu belum termasuk bacaan-bacaannya, riset-risetnya, pengamatan-pengamatannya, wawancara-wawancaranya, dan sebagainya.

Buku-buku yang kaya semacam itu bisa membuat Anda belajar lebih banyak daripada umur Anda, tahu lebih banyak tempat padahal Anda tidak pergi ke sana, kenal lebih banyak orang padahal tidak pernah berjumpa dengannya, dan sebagainya.

Setelah agak lama memfokuskan diri pada buku-buku best seller, saya menemukan bahwa mayoritas dari buku-buku tersebut berisi kumpulan hasil riset.

Saya berikan contoh sebagai berikut:

Bob Proctor, mengatakan bahwa bukunya berisi tentang pengalamannya selama 50 tahun (seingat saya).

Pada buku lain, penulisnya ada yang menuliskan bahwa dia menulis buku dari hasil riset selama 15 tahun.

Buku yang lain lagi mengatakan 10 tahun.

Angka-angka tersebut baru didapat dari 1 orang, yaitu penulis itu sendiri. Bayangkan jika di dalamnya ada 5 riset orang lain, yang masing-masing katakanlah membutuhkan waktu 10 tahun. Itu belum termasuk daftar pustakanya, pengamatannya, wawancaranya, surveinya, dan sebagainya. Jadi, dengan membaca 1 buku, Anda bisa belajar 100 tahun sekaligus.

Bergantung dari yang Anda baca, isi dari buku tersebut bisa membuat pengetahuan Anda meluas atau mendalam. Terkadang juga keduanya.

Bayangkan, betapa susah payahnya Anda jika harus mengalami sendiri semuanya. Anda tidak mau mengambil pelajaran atau nasehat dari buku atau sumber lain. Anda akan terus tertimpa musibah atau kesulitan tersebut sampai bisa mengatasinya. Pelajarannya akan berulang sampai Anda bisa “lulus”. Anda harus terus mencari sampai menemukan sendiri jawabannya. Semacam itu. Tetapi memang ada beberapa buku yang membutuhkan praktek. Jika Anda menginginkan perubahan ya harus dipraktekkan, dicoba, atau dilatih dulu.

Beberapa penulis, yang sekaligus orang sukses, memperkenalkan atau menerapkan metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Di antara yang sangat terkenal adalah buku Think and Grow Rich karya Napoleon Hill. Telah banyak kesaksian orang-orang yang menjadi sukses setelah menerapkannya. Salah satunya adalah Ryan Blair. Di kemudian hari, Ryan Blair ini juga menulis buku, yaitu menceritakan tentang perjuangannya dalam meraih kesuksesan.

Mulai sekarang, jangan sekadar membaca atau berpikir tentang kuantitas buku saja. Walaupun buku yang Anda baca tidak terlalu banyak, Anda juga bisa sukses. Waktunya pun bisa lebih singkat. Dengan catatan, bukunya harus “sangat kaya” dan diterapkan pastinya. Lebih bagus lagi kalau ada mentornya. Dengan prinsip yang sama, sebisa mungkin carilah mentor yang terbaik. Istilahnya itu mbahnya/mbok-mbokane. Semua ini agar usaha Anda bisa lebih efektif dan efisien.

Terakhir, saya ingatkan lagi, bacalah buku sebanyak mungkin dan pastikan bahwa bacaan tersebut adalah yang terbaik. Lalu, bersiaplah untuk mendapatkan keajaibannya.

Selamat membaca.

 

Sumber gambar:

http://perpustakaanlentera31.com

Tags Buku

About The Author

Dini Nuris Nuraini 39
Ordinary

Dini Nuris Nuraini

penulis, blogger
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel