Setengah Hari di Thamrin City, Keluhan menjadi Harapan

23 Dec 2018 14:26 1696 Hits 0 Comments
14 Prioritas Demokrat adalah komitmen Partai Demokrat untuk mensejahterakan rakyat lewat DPR RI

Berkesempatan untuk bertemu teman lama di Thamrin City. Hanania adalah nama usaha. Yang menjadi merek toko. Ini adalah nama anaknya. Ia adalah seorang pedagang jilbab. Ayah, Ibu dan Abangnya memiliki tempat untuk berdagang.

Berasal dari keluarga pedagang. Walau ia adalah tamatan dari Universitas Indonesia. Memilih untuk menjadi pedagang adalah pilihan dari pada berdesak desak untuk mencari pekerjaan kantoran.

Thamrin city, bagian dari pasar pakaian tekstil yang focus pada pakaian muslim dan muslimah. Adalah pasar modren yang didalamnya banyak pegadang yang memiliki kios, atau menyewa kios.

Berbagai cerita mengalir seputar barang dagangan. Dan juga bagaimana denyut perdagangan. Beberapa tahun, seingatnya semenjak tahun 2015 pergerakan barang yang masuk dan keluar dari thamrin city mulai berangsur berkurang.

Tahun ini, ia mesti mengencangkan ikat pinggang. Dan tidak banyak melakukan pembelian barang. Hal ini berbeda dengan periode pemerintahan sebelum Presiden Jokowi. Dimana pedagang dari berbagai daerah telah mengurangi dan jarang belanja.

Setengah Hari di Thamrin City, Keluhan menjadi HarapanKok bisa? Pertanyaan ini meluncur begitu saja. Jabawannya sederhana dan mengena. Tanda pendapatan masyarakat menurun. Hal ini bersangkut dengan harga pangan, komoditi pangan. Sebab segmen yang pembelinya adalah pedagang di pasar kota, kabupaten di berbagai propinsi di Indonesia.

Maka jadilah kita melongo dan menganggukkan kepala. Mendengarkan penjelasan dari pelaku pedagang grosir. Bagaimana mesti mensiasati perdagangan yang lesu.

Cerita mengalir dengan santai, sampai shalat ashar berkumandang dari masjid yang berada dilantai atas Thamrin City. Tempat ummat Islam berkumpul untuk melaksanakan ibadah shalat berjamaah.

Setelah shalat ashar cerita terus berlanjut. “Pilihan menjadi pedagang mesti siap mental untuk rugi. Dan siap untuk beruntung dan mengelola untung dengan baik. Bila salah mengelola untung, maka kerugian jelas dipelupuk mata”.

Teman Terus cerita mengalir tentang pilihan keberpihakan untuk politik lima tahun kedepan. Kamu milih siapa dan partai mana? Jawaban saya singkat saja. Yang pertama adalah Partai yang memiliki komitmen apa yang diperjuangkan. Yang kedua, Kepada siapa ia berpihak ketika berkuasa dan tidak berkuasa. Yang ketiga, bukan tempat partai dimana politisi maupun legislatif berjibun korupsi yang ditangkap OTT KPK.

Banyak betul persaratannya? Ya mesti donk. Kayak kamu berdagang untuk memberikan kepercayaan berbagai urusan. Kan mesti teruji kejujuran, kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Dan tidak mengumbar slogan tanpa bisa dilacak indikator suksesnya.

Seperti menolong teman yang ingin belajar berdagang. Tahap pertama, kasih kepercayaan sebagai tukang kantau atau marketing lepas. Caranya berapa yang terjual mesti dibayar pas mengambil barang kembali. Kepercayaan ini mesti teruji. Untuk bisa diberikan barang dagangan lebih besar lagi.

Masuk akal juga alasannya. Ini soal barang dagangan. Coba kalau soal mengelola negara. Yang menyangkut hajat orang banyak. Mulai dari guru dan tenaga honorer, buruh, pekerja lepas, petani, pedagang kecil, pekerja, nelayan, lansia, penyandang cacat, seniman, dan profesi yang tidak mendapat gaji bulanan, apalagi bantuan tunai atau langsung.

Coba pikir dan rasakan. Bila tiap bulan mesti membayar listrik naik terus harganya perKwh. Harga melonjak tidak karuan. Bila musim panen tiba, impor datang menghantam harga. Kan yang rugi petani, buruh tani, pedagang jilbab yang mesti berkeliling dari pasar ke pasar.

Mereka itu adalah jaringan dagang yang saling menguntungkan. Ooo begitu!. Maka ia kembali bertanya. Setahu kamu ni partai apa yang telah mensosialisasikan apa yang akan diperjuangkan lewat legislatif. Sebab untuk calon Presiden saya udah punya pilihan. Semoga kita tidak beda ya.

Dengan senyum dan simbol bahwa cukup telunjuk dan ibu jari pertanda pilihan sama. Soal legislatif untuk DPR RI, pilihan yang telah mengeluarkan komitmen perjuangan politiknya dengan 14 Prioritas.

Komitmen Partai Demokrat untuk Para Guru14 Prioritas ini berasal dari apa yang pernah diperbuat masa kepemimpinan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Coba lihat foto-foto bilau yang mendatangi masyarakat di beberapa kota. Beliau melakukan itu untuk mendegarkan secara langsung harapan, keluhan.

Kemudian dirumuskan menjadi 14 Prioritas perjuangan Partai Demokrat. Sudah yakin pilihan partai politikmu itu?

Samapai saat ini, jawab saya. Saya yakin dan telah teruji bukan hanya pencitraan semata. Kamu saja menikmati enaknya berdagang di Thamrin City dengan 6 kios yang dikelola secara bersama. Masak lupa bagaimana enaknya jual beli dari ekonomi masyarakat yang sejahtera.

Ooo iya ya.

Udah jam setengah enam ni. Saya mesti pulang ke rumah. Kapan-kapan main kesini lagi, mana tahu mau juga menjadi pedagang atau menjadi marketing lepas jualan jilbab lewat FB, buka lapak. Godanya.

Terima kasih ya telah datang. Rindu bertemu terbayar.

Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakaatuh.
Tags

About The Author

Kiya Yonnatan 19
Novice

Kiya Yonnatan

Menyukai Traveling, Bersuka ria dengan Narasi
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel