Politisi Idiot yang Tak Mengenal Sejarah

17 Dec 2018 13:45 1257 Hits 0 Comments
Saran penulis kepada Djarot, perbanyak membaca agar tidak idiot dalam menyampaikan isu

Setelah Susilo Bambang Yudhoyono diserang di Pekanbaru. Kader PDIP Djarot Saiful Hidayat pun mencoba menyerang Presiden ke 6 RI tersebut dengan isu receh.

Ya, Djarot mencoba menyerang Ketua Umum Partai Demokrat dengan mengatakan SBY tidak berbuat apa-apa kepada Sumatera Utara.

Penulis pun dibuat geleng-geleng dan heran. Artinya, calon Gubernur gagal di Sumut dan DKI Jakarta ini tidak up-date terhadap informasi. Atau Djarot seorang politisi bodoh? Entah lah.

Nih, penulis coba membuat Djarot sedikit pintar lewat tulisan singkat ini.

Apa Djarot tahu dengan Bandara Kuala Namu?

Sekarang coba deh, Djarot browsing melalui Internet siapa yang membangun dan meresmikan bangunan bandara terbesar di Indonesia tersebut.

Yang membangun Bandara Kuala Namu dibangun di era Susilo Bambang Yudhoyono. Bandara Kuala Namu merupakan pengganti Bandara lama Polonia di Medan. Bandara ini mulai beroperasi pada Kamis, 25 Juli 2013.

Meski sudah dioperasikan, Bandara Kualanamu baru diresmikan pada Kamis 27 Maret 2014.

Bukan cuma di Sumut loh rot! Secara bersamaan SBY juga meresmikan 5 proyek bandara lain, yaitu Terminal Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau, dan Terminal Penumpang Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau; Bandara Muara Bungo di Jambi; Bandara Pekon Serai di Lampung Barat, Lampung, dan Bandara Pagar Alam di Lahat, Sumatera Selatan.

Menurut penulis wajar saja jika politisi gaek ini selalu gagal alias keok di pilkada DKI Jakarta dan Sumut beberapa waktu lalu itu.

Selain Bandara Kuala Namu, ada pula fasilitas lain yang dibangun dan diresmikan SBY. Kereta Api Bandara Kualanamu. Pembangunan Bandara Kualanamu diiringi sarana penunjang lainnya. Selain jalan, kereta bandara pun disiapkan.

Airport Railways Services (ARS) Bandara Kualanamu dioperasikan bersamaan dengan bandar udara itu, yakni pada Kamis, 25 Juli 2013. Dengan keberadaan sarana ini, Bandara Kualanamu menjadi bandara pertama yang terkoneksi dengan kereta api.

Kereta api Kualanamu-Medan direncanakan menggunakan jalur ganda. Pembangunan double track dimulai pada Kamis 22 Mei 2014, ditandai dengan seremoni ground breaking di Stasiun Kereta Api Aras Kabu, Deli Serdang. Meski diproyeksikan rampung pada 2017, pembangunan jalur ganda ini masih berlangsung.

Adapula Bandara Silangit. Jadi jangan kira bandara ini hasil pembangunan era Jokowi ya Rot! Ente salah dan goblok. Jokowi hanya meresmikan pasca masa jabatan SBY berakhir.

Nih, baca baik-baik. Selaku menjabat SBY memikirkan bagaimana infrastruktur saling kesinambungan di wilayah ini. Seperti  pembangunan Bandara Silangit. Fasilitas yang ada di Siborong-borong, Tapanuli Utara, ini dibangun sejak masa penjajahan dan berlanjut hingga pemerintahan saat ini.

Awalnya Bandara Silangit hanya bandara perintis. Pembangunannya kemudian dilakukan bertahap, termasuk di era pemerintahan Presiden Soeharto.

Peran pemerintahan Presiden SBY cukup besar untuk bandara ini. Setelah pembangunan bertahap, pengoperasian Bandara Silangit diresmikan pada 9 Maret 2005.

Pada awal 2011, SBY yang akan meresmikan Museum Batak dan PLTA Asahan I mendarat di Bandara Silangit dengan pesawat kepresidenan Boeing 737-500 milik Garuda Indonesia. Pendaratan tidak mulus. Presiden langsung memerintahkan perbaikan infrstruktur di sana.

Pada akhir 2012, bandara itu diserahkan Kemenhub kepada PT Angkasa Pura II. Penyerahan itu diikuti dengan pembangunan berkesinambungan.

Pada 28 Oktober 2017, pesawat Garuda Indonesia yang terbang langsung dari Singapura mendarat di Silangit, dan membuatnya menjadi bandara internasional

Pembangunan lainya yang berasal dari era SBY. PLTA Asahan I. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Asahan terletak di Sungai Asahan, Desa Ambarhalim, Kecamatan Pintupohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumut. Pembangkit ini memiliki kapasitas 2x90 MW atau 180 MW.

Presiden SBY meresmikan PLTA Asahan I dan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275/150 kV Simangkuk pada Selasa 18 Januari 2011. Peresmian dilakukan di Kompleks TB Silalahi Center, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Tobasa.

Proyek lainya yang dibuat SBY, PLTU Pangkalan Susu. Sumatera Utara mendapat bagian dalam program pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW di era Presiden SBY. Salah satunya adalah PLTU Pangkalan Susu di Kabupaten Langkat.

PLTU Pangkalan Susu masih terus dibangun hingga saat ini. Namun di era Presiden SBY, pembangkit ini sudah memproduksi listrik. Unit I pembangkit ini dinyatakan telah diuji pada Juni 2014 dan pada Februari 2015 sudah mulai dioperasikan.

Selain itu ada pula pembangunan PLTU Labuan Angin. PLTU Labuan Angin berada di Desa Tapian Nauli I, Kecamatan Tapian Nauli, Tapanuli Tengah (Tapteng). Pembangkit dengan kapasitas 2x115 MW ini diresmikan Presiden SBY pada Kamis 29 Januari 2010.

Peresmian PLTU Labuan Angin dilakukan bersamaan dengan peresmisan PLTU Labuan di Pandeglang, Banten.

Pembangunan lainya sebelum SBY pensiun ialah membangun dan meresmikan Fly Over Amplas dan Fly Over Jamin Ginting. Di masa pemerintahan Presiden SBY, dua fly over dibangun di Kota Medan. Salah satunya rampung di awal era pemerintahan Presiden Jokowi.

Kedua jalan layang yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden SBY yakni Fly Over Amplas dan Fly Over Jamin Ginting. Fly Over Amplas diresmikan bersama beberapa proyek infrastruktur, termasuk proyek Medan Flood Control, pada Selasa 26 Januari 2010. Peresmian dilakukan di Cirebon, Jawa Barat.

Sementara, Fly Over Jamin Ginting yang mulai dibangun di era Pemerintahan Presiden SBY rampung di pengujung 2014. Sarana yang dibangun sejak 2012 ini akhirnya diresmikan

Ulasan diatas belum semuanya ditulis karena keterbatasan waktu. Penulis cuma menginginkan Djarot tidak asbun alias asal bunyi didepan masyarakat. Jadi sudah jelas semua uraian diatas merupakan Pembangunan SUMATERA UTARA era SBY!

Jangan sampai sejarah dilupakan. Kalau penulis sih menganggap Djarot benar-benar tidak mengetahui tentang sejarah. Makanya, penulis menyarankan agar Djarot untuk lebih banyak membaca. Agar tidak terlalu bodoh dalam menyampaikan isu yang receh kepada masyarat.

 

Tags

About The Author

Sandi Manua 23
Novice

Sandi Manua

Pemerhati sosial
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel