Yuk! Budayakan Research!

21 Oct 2018 12:11 935 Hits 0 Comments
Keresahaan saya terhadap hal-hal yang terjadi di Indonesia kita. Mulai dari korupsi, kemiskinan, dan rendahnya budaya research di Indonesia.

Belakangan ini banyak hal yang membuat saya resah. Entah saya yang semakin memperhatikan sekeliling saya atau memang belakangan ini semakin banyak hal yang pantas diresahkan. Keresahan mengenai diri saya sendiri, keluarga, bahkan mengenai keadaan negara saya sendiri, Indonesia. Mulai dari keadaan alamnya, ekonominya, politiknya, bahkan keberadaan masyarakatnya sendiri.

Hal yang pasti menjadi keresahaan masyarakat Indonesia adalah maraknya korupsi. Banyak pemegang kekuasaan menyalah gunakan jabatannya dan merugikan masyarakat Indonesia. Oknum-oknum ini kurang menyadari betapa sulit kehidupan rakyat Indonesia, kesulitan mendapatka pendidikan yang layak bahkan kesulitan untuk mendapatkan sesuap nasi. Penindakan pada para oknum juga sering kali terlihat tidak sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan sebelumnya, ini jelas menimbulkan masyarakat berfikir bahwa penegak hukum di Indonesia ‘pilih kasih’.

Mengarah pada sulitnya kehidupan rakyat, tentunya bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah. Banyak rakyat Indonesia yang ‘malas’ bekerja. Sering sekali saya melihat pemuda yang berbadan sehat mengemis di jalan-jalan raya, para pemuda ini bias saja mencari pekerjaan seperti menjadi tukang parkir, menjadi tukang cuci, dan banyak pekerjaan lainnya. Mungkin kesedian lapangan pekerjaan memang sedikit, tetapi bukan berarti tidak ada lapangan pekerjaan sama sekali.

Dari banyak hal yang meresahkan saya, hal yang sedang sangat mendapat perhatian saya adalah mengenai kurangnya budaya research yang dilakukan masyarakat terhadap berita yang diterima. Berita yang didapat dari media sering kali ditelan begitu saja tanpa diproses terlebih dahulu. Berita yang hanya dilihat dari lapisan terluar saja, dapat menimbulkan banyak kerugian. Kerugian dapat diperoleh oleh yang menerima berita, yang menyebar berita, da tentu saja yang diberitakan. Banyak sekali masyarakat yang tertipu oleh hoaks- hoaks yang disebarakan di berbagai sosial media, mulai dari Line, WhatsApp, Twitter, Facebook, dan berbagai social media lainnya.

Keluarga saya sendiri pernah dirugikan karena percaya terhadap hoaks. Pada saat saya duduk di sekolah menegah, seseorang menghubungi paman saya dan memberitahukan bahwa saya telah di larikan ke rumah sakit karena saya terjatuh dan mengalami pendarahan hebat. Oknum yang menghubungi paman saya berkata bahwa operasi baru dapat dilakukan saat uang sudah diterima. Untungnya paman saya tidak langsung mengirimkan uang ke rekening yang diberitahukan, tetapi paman saya yang saat itu sedang bekerja di pusat Jakarta langsung meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke sekolah saya yang berada di Tagerang Selatan. Sebenarnya jika paman saya menghubungi pihak sekolah terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah saya, beliau tidak perlu izin dari kantornya.

Selain pengalaman pribadi saya, banyak kerugian lain yang terjadi karena kurangnya research. Menurut saya, kasus bu Meiliana juga terjadi karena kurangnya research. Karena informasi mengenai perkataan bu Meiliana disampaikan dari ulut ke mulut dan tentu sudah mengalami perubahan, maka informasi yang disampaikan tidak lagi valid. Hal ini merugikan pihak Ibu Meiliana tentunya dan memicu konflik di kalangan masyarakat beragama di Indonesia pula.

Miris rasanya, hanya karena kurangnya research, banyak jejadian yang sebenarnya dapat dihindari malah terjadi. Sudah waktunya untuk kita, masyarakat Indonesia membudayakan research demi membantu memajukan negara. Mari budayakan research!

Tags

About The Author

Thiffa E 10
Novice

Thiffa E

Student of Brawijaya University
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Thiffa E