Melihat Tagline “Mbangun Jateng Mukti Bareng” sebagai Konsep Besar di Jawa Tengah

9 Mar 2018 18:24 11912 Hits 1 Comments

Dalam teori-teori pembangunan, khususnya pembangunan wilayah dan pembangunan masyarakat, tidak jarang ditemukan frasa yang bersifat dikotomis, yaitu, pusat dan pinggiran. Kota disebut pusat, sedangkan kampung disebut pinggiran. Begitu pula narasi tentang kemajuan dan kesejahteraan yang mewakili entitas kota versus keterbelakangan dan kemiskinan yang mewakili entitas kampung.

 

Di Jawa Tengah, mbangun jateng mukti bareng adalah sebuah tagline dari salah satu Pasangan Calon Gubernur Jawa Tengah 2018 - 2023, Sudirman Said – Ida Fauziyah yang diusung Gerindra, PKB, PKS, dan PAN. Frasa "mbangun jateng mukti bareng" pada saat-saat awal dilontarkan ke publik, terkesan "tidak dianggap". Bahkan cara pandang milenial melihatnya sebagai gagasan "rendah". Tetapi seiring berjalannya waktu, frasa mbangun jateng mukti bareng semakin popular sehingga menarik berbagai kalangan untuk  membincangnya. Terlebih di social media seperti twitter, facebook, Instagram, dll.

Entah, dari mana gagasan itu muncul menginspirasi, khususnya Sudirman - Ida, lalu menjadikannya tagline dalam kampanyenya. Sudirman yang sebagai putra asli Brebes tentu yakin dengan taglinenya meski begitu Ida tak ketinggalan pula yakin dengan tagline tersebut. Meski Ida bukan asli putri daerah tapi kecintaannya terhadap pembangunan terkhusus di Jawa Tengah merupakan modal kuat untuk mendampingi Sudirman dalam membangun Jawa Tengah yang lebih baik lagi.

Bisa juga terinspirasi oleh kota lain, atau pengalaman lain. Terlepas dari inspirasi tagline tersebut, disini Sudirman – Ida tentu punya niat yang baik untuk membangun Jawa Tengah supaya bias seperti Jawa Barat, Jawa Timur bahkan Jakarta dalam pembangun sector apapun untuk mensejahterakan masyarakatnya.

Tetapi, pada konteks ini tidak terlalu penting membincang dari mana sumber inspirasi Sudirman -Ida. Karena keduanya bisa memperolehnya dari mana saja. Apalagi keduanya memang rajin berkunjung ke berbagai daerah di Jawa Tengah baik Sudirman yang dulu pernah menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kabinet Jokowi-JK periode 2014-2019 dan Ida Fauziyah sebagai mantan Pimpinan PP Fatayat NU periode 2010-2015. Tentunya itu menjadi modal besar bagi keduanya dalam memperebutkan kursi nomor 1 di Jawa Tengah. Ida mempunyai nilai yang sangat bagus karena dia merupakan pendiri Kaukus Perempuan Parlemen, dia sering melakukan safari ke berbagai daerah terlebih dalam melihat perempuan sebagai objeknya.

Melihat "mbangun jateng mukti bareng" itu sebagai sebuah konsep pembangunan. Sebab keliru kalau sampai ada yang melihatnya sebagai sebuah gagasan rendah yang "kampungan". Padahal itu sebuah konsep besar dalam membangun Jawa Tengah kedepannya.

Secara sederhana, mbangun didefinisikan sebagai metode dalam memajukan sebuah lembaga maupun daerah terkhusus dalam objek kali ini di Jawa Tengah. Sepintas lembaga dan daerah sebagai sebuah entitas yang berdiri sendiri. Tetapi hakikatnya, pada skala yang lebih luas keduanya merupakan satu kesatuan dalam suatu hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya Jawa Tengah itu dimaknai sebuah “kota/daerah” dan Gubernur dilihat sebuah “lembaga”. Tentu keduanya sangat berhubungan, karena lembaga wajib membangun daerah yang dipimpinnya dalam hal ini calon gubernur dan wakil gubernur Sudirman – Ida membangun provinsi Jawa Tengah.

Dalam teori-teori pembangunan, khususnya pembangunan wilayah dan pembangunan masyarakat, tidak jarang ditemukan frasa yang bersifat dikotomis, yaitu, pusat dan pinggiran. Kota disebut pusat, sedangkan kampung disebut pinggiran. Begitu pula narasi tentang kemajuan dan kesejahteraan yang mewakili entitas kota versus keterbelakangan dan kemiskinan yang mewakili entitas kampung.

Pada realitasnya, pembangunan selama ini memang hanya  berfokus pada daerah perkotaan. Hal ini membuat pusat pertumbuhan ekonomi hanya terjadi di daerah perkotaan. Kota terus mengalami kemajuan, sementara desa/kampung semakin jauh tertinggal, miskin dan terbelakang. Hal ini kemudian mendorong terjadinya migrasi penduduk dari kampung ke kota yang disebabkan oleh tidak adanya sumber-sumber ekonomi baru di kampung. Akibatnya, kota pun mengalami tekanan urbanisasi yang tak terelakkan. Dan pada gilirannya, kota terpaksa harus menanggung dampak sosial negatif yang ditimbulkan oleh urbanisasi itu.

Dalam hal tersebut dengan tagline “Mbangun Jateng Mukti Bareng”, cocok diupayakan dalam pembangunan di Jawa Tengah. Karena Jawa Tengah sebuah provinsi di Jawa bisa dibilang menjadi sorotan setelaj Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Tentu dengan tagline tersebut calon gubernur dan wakil gubernur tentu mengupayakan pembangunan yang merata di seluruh wilayah di Jawa Tengah. Ini sebuah terobosan yang besar dari Sudirman – Idan untuk Jawa Tengah.

Jawa Tengah memiliki masalah dalam hal perempuan dalam konteks ini perempuanlah yang menyumbang angka kemisikinan terbesar di Jawa Tengah. Dengan adanya sosok Ida Fauziyah mendampingi Sudirman tentu Ida pasti mengupayakan kesejahteraan untuk perempuan dan secara umum untuk semuanya. Karena Ida mempunyai semangat dalam memajukan perempuan. Ini bukan omong kosong belaka karena Ida Fauziyah merupakan kader Nahdiyin yang sudah berkecimpung lama dalam organisasi kepermpuanan.

Mungkin tulisan diatas tidak bisa mewakili secara penuh makna yang hendak dicapai oleh Sudirman – Ida dengan tagline “mbangun jateng mukti bareng”. Tapi tulisan diatas sedikit banykanya sudah menggambarkan secara umum bagaimana mereka hendak memajukan Jawa Tengah dengan tagline tersebut.

Tags

About The Author

opini rakyat 22
Novice

opini rakyat

ingin mengekspresikan segala sesuatu ke dalam tulisan
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel