Guru Zaman Now, Menyenangkan Atau Menyeramkan?

15 Feb 2018 10:21 2168 Hits 0 Comments
Guru zaman now harus merubah pola mengajar supaya belajar menjadi menyenangkan bukan malah menyeramkan.

Menjadi Guru SD Zaman Now, Menyenangkan atau Menyeramkan?

Guru dalam Bahasa Jawa seringkali diartikan sebagai sosok yang digugu lan ditiru, atau dalam Bahasa Indonesianya ditaati dan juga dicontoh. Memang, dalam masyarakat kita, guru identik dengan tokoh sosial yang berpengaruh, terutama dalam bidang pendidikan. Era 90-an, saya menemukan guru-guru SD yang sangat lembut namun juga sangat disiplin. Mereka bisa begitu menyayangi anak didiknya, disisi lain mereka bisa menghukum murid yang tidak taat dengan begitu ‘kejam’. Guru dahulu terbatas akan tekhnologi, begitu pun dengan murid-muridnya. Jadi, seringkali anak selalu mendengar, mengamati, dan menirukan apa yang gurunya ajarkan. Dengan kata lain, role model seorang anak adalah gurunya. Bahkan tidak jarang seorang anak lebih menurut apa kata guru ketimbang orangtuanya.

Saat ini, saya bekerja sebagai seorang guru, khususnya mengajar anak-anak di bangku sekolah dasar. Saya menyadari ada hal yang berbeda yang terjadi pada seorang guru dibandingkan dengan masa saya di tahun 90-an. Lalu, menjadi seorang guru di zaman now boleh dibilang menyenangkan, atau justru menyeramkan? Yuk, cari tahu lebih lanjut bagaimana rasanya menjadi guru SD di era kekinian.

Stop Memberi Hukuman?

Pernah mendapati guru melempar kapur atau penghapus di depan muridnya? Mungkin ini hanya ditemukan di zaman saya. Ketika saya duduk di bangu SD, guru kelas memberikan hukuman dengan berdiri di depan kelas atau membersihkan kelas sepulang sekolah adalah hal yang biasa. Sekarang ini, memberikan hukuman merupakan momok bagi seorang guru. Seperti diketahui, saat ini memberikan hukuman fisik cenderung bisa menuai kontroversi dimana akan banyak pihak yang mengatakan hal tersebut keterlaluan. Guru zaman now harus berpikir seribu kali ketika harus memberikan hukuman untuk siswanya dan berusaha mencari hukuman yang tepat untuk bisa mendisiplinkan anak namun tidak menuai kontroversi dan tidak berujung laporan dari orangtua siswa.

Think Globally, Act Locally

Di era sekarang, anak-anak SD sudah begitu canggih mengoperasikan gawai. Dari membuka Google hingga Youtube. Hal inilah yang membuat banyak anak-anak di usia sekolah dasar memiliki pengetahuan yang sungguh luas bahkan melebihi orang dewasa. Memiliki wawasan yang luas sungguh penting bagi seorang anak karena mengasah kemampuan mereka untuk selalu berpikir kritis. Namun, ada masa dimana mereka akan cenderung ‘manut’ dengan apa kata Google, Youtube, Instagram, dll dibandingkan dengan pendidiknya (orangtua dan guru). Oleh hal inilah mengapa guru zaman now mulai membiasakan diri untuk berfikir secara global namun berlaku sesuai dengan tatanan yang ada. Sebagai guru kita bisa mengajar moral mereka dengan cara yang mengasyikkan sehingga anak-anak berfikir seolah mereka tidak sedang diberikan cereamah moral. Belajar dengan bermain game misalnya, akan membantu anak-anak untuk bagaimana bersikap, menghargai teman, menghormati pemimpin, berlaku adil, dan masih banyak lagi. 

Guru Rasa Sahabat

Seringkali saya menemui banyak anak-anak usia sekolah dasar cenderung manja, entah kepada orangtua atau pengasuhnya. Ketika berada di lingkungan sekolah, mereka juga cenderung akan menganggap guru mereka sebagai orangtua atau pengasuh. Hal ini yang membuat mereka terkadang tidak menghormati guru sebagai orang yang lebih tua. Hal ini jika dibiasakan akan membuat mereka tidak mandiri. Sebagai seorang guru, jangan menganggap hal ini sebagai hal yang memberatkan. Seorang guru harus mampu melihat satu celah dimana satu ilmu dapat diberikan kepada siswa pada kondisi yang sulit sekalipun. Contohnya, mengajak mereka berbincang dari hati ke hati, memintanya untuk bercerita banyak hal tentang kesehariannya, dan menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Di saat inilah kita bisa memberikan satu ilmu baru bagi mereka, seolah-olah mereka sedang ‘curhat’ dengan seorang sahabat. Perlu diketahui bahwa seorang sahabat menaruh kasih pada sahabatnya. Tentu saja ini akan sangat menyenangkan bagi murid dan juga seorang guru di zaman now.

Jadi, jangan pernah takut jika saat ini kamu menjadi seorang guru yang mengajar anak-anak generasi Z. Justru manfaatkan ini sebagai suatu kesempatan dimana kamu bisa membangun karakter anak-anak zaman now dengan satu label yang baik.

Tags

About The Author

Adinda Prameswari 23
Novice

Adinda Prameswari

I write therefore I live.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Adinda Prameswari