Rekam Jejak Film Tanah Air Dari Masa ke Masa

26 Mar 2016 11:19 4282 Hits 2 Comments Approved by Plimbi
Perjalanan film Indonesia dari waktu ke waktu.

Rekam Jejak Film Tanah Air Dari Masa ke Masa

(sumber gambar: movie.co.id)

Jika bicara perfilman tanah air, rasanya sudah melewati sejarah yang cukup panjang. Perfilman Indonesia sudah mengalami pasang surut, dari waktu ke waktu sepanjang sejarahnya. Tahun 1980 sampai 1990-an bisa dibilang adalah masa kejayaan perfilman Indonesia.

Mengawali tahun 1980-an, dimana bioskop layar lebar mulai tersebar dikota-kota di Indonesia, geliat perfilman Indonesia benar-benar mulai terasa. Selain film-film bertema remaja, film yang menceritakan kejadian kolosal juga menghiasi layar lebar. Film yang menceritakan kehidupan remaja, seperti Catatan Si Boy, Lupus, dan film bertema remaja lain sangat laris manis, sehingga para penonton rela antri untuk mendapatkan tiket nonton di bioskop.

Selain film bertema tentang remaja, film yang juga booming di tahun 1980-an adalah film bertema kolosal. Mungkin sudah tidak terhitung jumlah film bertema kolosal yang sempat meraih masa kejayaan di masa 1980-an, sebut saja film-film seperti Jaka Sembung, Wiro Sableng sang pendekar Kapak 212, Saur Sepuh, Tutur Tinular, Saur Sepuh dan deretan film-film kolosal lain. Bintang-bintang film yang menjadi terkenal kala itu seperti Barry Prima, Advent Bangun, George Rudy, dan deretan nama-nama beken yang lain.

Gempuran film asal Hollywood dan Hongkong, tampaknya membuat perfilman Indonesia mengalami masa surut yang cukup tajam. Awan gelap seolah menaungi industri perfilman tanah air ketika memasuki tahun 1990-an. Di masa 1990-an, film-film yang nangkring di layar bioskop lebih banyak film yang bertema seks. Selain film bertema seks, film komedi juga lumayan mendapat tempat bagi penonton kala itu, terutama film-film dari Warkop DKI (Dono, Kasino dan Indro). Masa keemasan Warkop DKI bisa dikatakan adalah tahun 1990-an.

Setelah memasuki era tahun 1990-an, hampir perfilman Indonesia mengalami sepuluh tahun matisuri. Dimasa itu, film-film yang laris manis di layar lebar adalah film asal Hollywood dan Hongkong. Selain gempuran film-film luar, maraknya pembajakan bisa jadi membuat film asal tanah air kurang memberi pundi-pundi uang bagi produsen film. Di masa ini, industri layar kaca alias televisi juga mulai bangkit, praktis membuat industri perfilman yang sebelumnya mengandalkan pendapatan dari layar lebar alias bioskop semakin kesulitan untuk meraih penonton. Industri perfilman tanah air terhuyung-huyung di masa ini. Masyarakat memiliki alternatif tontonan murah di layar kaca sebagai ganti datang ke bioskop.

Rekam Jejak Film Tanah Air Dari Masa ke Masa(sumber gambar: merdeka.com)

Tonggak kebangkitan film tanah air bisa dikatakan adalah tahun 2000, ketika film tanah air bertema musikal petualangan keluarga, Petualangan Sherina di rilis. Film berdurasi 93 menit ini mendapat respon cukup baik dari para penggemar film tanah air. Film musikal ini lebih cocok untuk santapan keluarga, karena memang menghadirkan cerita unik dari Sherina yang diculik oleh sekawanan penjahat. Sherina menarik banyak keluarga antri membeli tiket bioskop.

Rekam Jejak Film Tanah Air Dari Masa ke Masa

Kesuksesan film Petualangan Sherina, membuat industri perfilman tanah air bangkit. Film bertema tentang romance  remaja, Ada Apa Dengan Cinta? Mendapat respon yang sangat baik di pasaran. Film ini membuat para remaja, yang umumnya didominasi anak SMP dan SMA berduyun-duyun ke bioskop untuk menonton Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra sebagai aktor utama. Tidak sedikit remaja yang menonton film ini hingga dua kali. Mengikuti sukses Ada Apa Dengan Cinta? Film-film bertema remaja pun diproduksi untuk meramaikan perfilman tanah air, seperti Eifel Iâm In Love, Arisan, hingga Biarkan Bintang Menari. Film-film tersebut cukup mendapat respon bagus dari masyarakat. Jika kita melihat, mungkin di tahun 2000 an, perfilman tanah air kembali ke siklus tahun 1980 an, dimana film-film bertema romance remaja mengalami masa booming.

Setelah film bertema romance remaja, tren film tanah air mengalami pergeseran. Akhir tahun 2000 an layar lebar kita banyak menayangkan film bertema horor atau misteri. Sebut saja film Hantu Jeruk Purut, Terowongan Casablanca, Suster Ngesot, dan film horor lain memenuhi layar lebar kita.

Perfilman tanah air kembali disuguhkan dengan film bertema aksi laga, yang cukup lama mati suri kini mulai hadir kembali. Adalah The Raid, film aksi laga yang mendapatkan apresiasi cukup baik, bukan hanya di tanah air namun juga di luar negeri. Kesuksesan The Raid membuat digarapnya sekuelnya yang kedua, The Raid 2.

Rekam Jejak Film Tanah Air Dari Masa ke Masa(sumber gambar: news.movie.co.id)

Jika melihat industri perfilman tanah air, tampaknya film bertema Romace remaja masih mendapat tempat dari para penonton. Penciptaan karakter tokoh yang kuat, dan alur cerita yang menyentuh emosi sangat menentukan kesuksesan film bertema romance remaja. Film bergenre romance remaja juga tidak butuh dukungan spesial efek tinggi, seperti film aksi laga dan film horor. Masa keemasan film bertema remaja terbukti di periode 1980-an dan 2000-an, dimana film bergenre lain mengalami era suram. Semoga industri perfilman tanah air kembali bangkit, dan tidak hanya memberikan hiburan, namun juga memberikan nilai tambah berupa edukasi kepada para pecinta film tanah air.

About The Author

wan 66
Expert

wan

Mencoba Hobi tulis menulis

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel