Cepot jadi Pahlawan Dadakan

28 Nov 2015 12:02 3123 Hits 0 Comments

Grummm! Suara sepeda motor sport memecah kelengangan taman kota di sore hari. Burung-burung yang bertengger beterbangan ke langit. Dengan gagahnya Cepot melaju pelan menyusuri jalan sambil membonceng pacarnya, Tika.

Grummm! Suara sepeda motor sport memecah kelengangan taman kota di sore hari. Burung-burung yang bertengger beterbangan ke langit. Dengan gagahnya Cepot melaju pelan menyusuri jalan sambil membonceng pacarnya, Tika.

 

"Kemana lagi neng?"

 

"Ke atas yuk, biar bisa liat pemandangan."

 

Cepot memacu motornya ke arah perbukitan. Tangan Tika memegang pundak Cepot untuk menjaga keseimbangan.

 

"Enakeun euy, apalagi kalau sambil dipijitin." Goda Cepot.

 

"Enak aja, emangnya aku tukang pijit?"

 

Setelah beberapa menit, mereka sampai di sebuah tebing. Dengan romantis mereka memandangi kota yang mulai berkelap-kelip lampunya.

 

Tika mengambil ponselnya, dan...

 

Trilit! Trilit! Trilit!

 

Cepot terkejut, lalu berusaha menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya. Tapi Tika mendekatkannya lagi. Suaranya sangat keras, membuat telinga cepot berdenging. Meski cepot berusaha menjauhkannya kembali dan protes, Tika seakan tidak peduli, dia terus mendekatkannya ke telinga Cepot.

 

Trilit! Trilit! Trilit!

 

Trilit! Trilit! Trilit!

 

Trilit! Trilit! Trilit!

 

"Aaah!"

 

Ternyata itu semua hanya mimpi. Tepat di dekat telinga kanannya, ponsel Cepot berbunyi. Di layar terpampang gambar bel dan tulisan hari Sabtu pukul 10.32.

 

"Oh sial!"

 

Tanpaberlama-lama lagi dia langsung bangkit dari kasurnya.

 

***

 

"Tidak ada alasan, cepat kesini! Sudah telat setengah jam lebih, janjian macam apa ini?" Kata Tika melalui ponsel.

 

Cepot mencari sepeda motor sport-nya, tapi tidak ada. Yang ada hanyalah sebuah sepeda motor bebek, itupun spatbor belakangnya belum terpasang, dan bensinnya hampir kosong.

 

"Dawala, kéhéd, motor aing!" Gerutu Cepot.

 

***

 

Di pom bensin, Cepot membuka dompetnya yang berisi STNK, SIM, dan tiga lembar uang 10 ribu.

 

"Aduh lupa... sial... sial!"

 

Dia tidak punya pilihan lain selain melanjutkan perjalanan, karena jika balik lagi ke rumah, akan membuat dia lebih terlambat, belum lagi jalanan yang macet.

 

Dengan kemampuan "selap-selip" nya, Cepot dapat menembus mobil-mobil yang menutupi jalan. Tapi karena kurang teliti, dia menuju jalan yang salah.

 

Ketika akan berbalik arah, tiba-tiba datang sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi.

 

Triiit!

 

Hampir menabrak roda depan sepeda motor Cepot, si pengendara banting stang ke kanan, membentur tembok rendah, kemudian terpental ke semak-semak. Beruntung masih hidup, hanya mengalami memar-memar. Cepot yang terkejut langsung terjatuh.

 

Beberapa saat kemudian, datang tiga orang mengendarai sepeda motor. Seorang bapak-bapak langsung menghampiri Cepot, sedangkan yang lainnya segera mendekati pengendara tadi.

 

"Terimakasih jang, berkat dirimu, kami selamat! Kamu tidak apa-apa?"

 

"Iya pak gak apa-apa, tadi cuman kaget aja."

 

Bapak tersebut terdiam sebentar menatap wajah Cepot, kemudian membuka dompetnya, dan memberikan 5 lembar uang 100 ribu. "Ini untuk kamu sebagai balasannya menjadi pahlawan kami."

 

"Mmm... maksudnya... saya jadi pahlawan apa?"

 

"Orang itu telah mencuri data-data penting perusahaan kami, dan juga uang 100 juta. Kalau dia berhasil membawanya, perusahaan kami bisa bangkrut, tapi berkat kamu... kami selamat. Terima kasih."

 

Cepot langsung berlagak sungkan, walau sebenarnya dia ingin segera meraih uang 500 ribu itu dari tangan si bapak.

 

"Oh... iya, sama-sama pak."

 

***

 

Sesampainya di depan sebuah warung, dia melihat Tika sedang menunggu. Dengan percaya diri sambil senyam-senyum, Cepot menghampirinya.

 

Tika memarahi Cepot habis-habisan. Cepot hanya diam saja seperti murid yang sedang diceramahi gurunya.

 

Setelah reda, Cepot mengeluarkan jurus "pendingin amarah wanita" nya dengan mengeluarkan kata-kata manis. Lalu Cepot memperlihatkan isi dompetnya dan berkata, "neng, kita ke danau yuk. Aa tadi jadi pahlawan dadakan dan dapet ini."

 

Mata Tika langsung terbuka lebar, "hayu atuh!"

 

"Hehehe..." Cepot tersenyum lebar.

Tags

About The Author

Fajar Sany 25
Novice

Fajar Sany

Saya adalah Fajar, manusia biasa, bukan manusia super atau yang aneh-aneh lainnya.

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel