Eric Schmidt - Mantan Petinggi Apple Yang Membelot ke Google

9 Sep 2013 22:00 4153 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Selain identik dengan nama Larry Page dan Sergey Brin, Google juga sangat identik dengan salah satu pemimpinnya yang bernama Eric Schmidt.

Selain identik dengan nama Larry Page dan Sergey Brin, Google juga sangat identik dengan salah satu pemimpinnya yang bernama Eric Schmidt. Ia merupakan salah satu tokoh kunci yang sudah lama menahkodai Google. Pria berkacamata ini lumayan lama menjabat sebagai CEO Google dan sekarang menempati posisi chairman, namun salah satu hal menarik yang ad pada dirinya adalah fakta bahwa ia merupakan seorang mantan petinggi Apple yang notabene adalah musuh abadi dari Google. Bahkan ia juga sering disebut sebagai pemicu pertarungan sengit antara Apple dan Google ini. Bagaimanakah sepak terjang tokoh teknologi yang satu ini? Simak biografi lengkapnya berikut ini.

Masa Kecil dan Pendidikan

Eric Emerson Schmidt lahir di Washington pada 27 April 1955, ia lahir dari keluarga akademisi. Ibunya, Eleanor adalah sarjana psikologi. Sedangkan ayahnya Wilson Schmidt, seorang profesor di bidang ekonomi. Lahir dalam keluarga yang mementingkan pendidikan, ia pun tumbuh menjadi anak pintar. Setelah lulus dari Yorktown Highschool, ia melanjutkan ke salah satu universitas paling terkenal di dunia, Princenton University.

Ia lulus sarjana teknik elektrik pada tahun 1976, kemudian melanjutkan ke University of California, Berkley dan menamatkan jenjang strata dua ini pada tahun 1979. Tidak cukup sampai di situ, ia meneruskan sampai meraih gelar sarjana S3 di universitas yang sama. Semenjak saat itu ia banyak dipanggil dengan gelarnya, Dr.Eric Schmidt.

Awal Karir

Sesudah menempuh pendidikan, ia pun mulai meniti karir. Sesuai jurusannya, ia banyak berkecimpung di bidang yang mengurus teknologi, bisa dibilang sebagai veteran di dunia teknologi. Lantaran sifatnya yang berpindah-pindah ke berbagai perusahaan TI, berawal dari Bell Labs, Zilog, dan Xerox kemudian memimpin pengembangan teknologi Java pada tahun 1983, di sini ia menempati posisi puncak sebagai Chief Technology Officer.

Tahun 1997, ia ditunjuk menjadi CEO perusahaan teknologi Novell. Setelah Novell diakuisisi oleh Cambridge Technology Partner, ia memutuskan meninggalkan perusahaan. Dari sinilah, Schmidt menapak jalan untuk bergabung ke Google dan akhirnya memimpin perusahaan raksasa tersebut.

 

Baca juga :

                    Google Butuh Nama Untuk Android N, Yuk Bantu!

                    15 Perubahan dan Keunikan ini Hanya Terjadi di Bulan Ramadhan

 

Bergabung ke Google

Pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin terkesan dengan kemampuan Schmidt. Ia pun diajak bergabung untuk menjadi Board of Directors Google pada Maret 2001, sebelum kemudian ditunjuk menjadi CEO pada Agustus 2001.

Di bawah kepemimpinannya, Google sedikit demi sedikit berubah menjadi perusahaan raksasa. Ia sukses menembangkan berbagai layanan Google dan meraup banyak uang, misalnya saja layanan AdSense yang hadir sejak tahun 2003 yang memudahkan para website untuk mendulang pendapatan. Di sisi lain, layanan ini juga jadi mesin uang bagi Google. Sebanyak 30% pendapatan total Google di kuartal empat 2010 berasal dari AdSense, juga keputusan untuk mengakuisisi YouTube di tahun 2006 seharga USD1,65 miliar berbuah hasil manis.

Pendiri Google, Larry Page kemudian kembali mengambil alih tampuk tertinggi kekuasaan di raksasa internet tersebut pada 4 April 2011. Sementara ia masuk dalam jajaran chairman executive Google dan akan memfokuskan diri untuk urusan perjanjian kerja sama, partnership, serta menjaga hubungan dengan pelanggan dan pemerintah.

Bekerja Untuk Apple

Ia pernah menduduki dewan direksi Apple pada 2006 hingga 2009, namun mengundurkan diri. Keluarnya Schmidt lantas disusul dengan peluncuran Android, tak ayal Google pun berhadapan langsung dengan Apple dalam bisnis smartphone.

Dalam sebuah wawancara untuk biografi Steve Jobs sebelum dirinya meninggal dunia, Steve Jobs mengatakan Android adalah produk curian. "Aku akan menghancurkan Android, karena itu adalah barang curian", demikian ujar Steve seperti dituliskan Walter Isaacson, penulis buku 'Steve Jobs'. Kuat dugaan, Jobs merasa dikhianati aksi Eric Schmidt. "Aku akan menghabiskan nafas terakhirku jika perlu dan aku akan menghabiskan semua uang USD40 miliar milik Apple di Bank untuk membenarkan kekeliruan ini", kata Jobs lagi.

Dalam sebuah kesempatan, Schmidt mengatakan apa yang dikatakan Jobs seperti yang tertuang dalam buku biografinya tidak benar. Dia pun mengaku masih sedih dan merasa kehilangan atas kematian Jobs.

"Saya memutuskan untuk tidak mau berkomentar atas pernyataan Jobs dalam biografinya yang dirilis setelah kematiannya. Saya rasa itu tidak benar", katanya seraya menggambarkan Jobs sebagai sosok mengagumkan yang akan dirindukan.

"Sebagian besar orang akan setuju bahwa Google adalah juga inovator hebat. Dan saya juga ingin menjelaskan bahwa Android sudah memulai upayanya sebelum iPhone memulai. Hanya itu yang ingin saya sampaikan", kata Schmidt.

Sampai sekarang, ia masih aktif tampil ke publik dan mempromosikan Google. Selain Larry Page dan Sergey Brin, Schmidt memang seolah menjadi wajah Google, ia banyak berbicara tentang produk Google terutama Android yang disebutnya sudah menang pertarungan melawan Apple iOS dan sistem operasi mobile lainnya. [GAN]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel